Sabtu, 25 Januari 2025

Polri: Waspadai Penipuan Online Berkedok Investasi, Jangan Jadi Korban!

Jakarta – Kasus penipuan online dengan modus investasi semakin marak dan meresahkan masyarakat. Salah satu yang kini sedang menjadi perhatian adalah penipuan berkedok trading cryptocurrency melalui platform palsu. Hingga saat ini, platform tersebut dilaporkan telah menelan banyak korban dengan kerugian mencapai miliaran rupiah.

Modus operandi pelaku dimulai dari penyebaran tautan di media sosial seperti Facebook dan Instagram. Setelah itu, korban diarahkan untuk bergabung dalam grup WhatsApp yang menyamar sebagai forum edukasi investasi. Di grup tersebut, korban diberikan edukasi palsu oleh seseorang yang mengaku sebagai "profesor", dengan iming-iming keuntungan besar dari investasi cryptocurrency dan trading saham.

Tahap Penipuan:

1. Penargetan: Pelaku mengidentifikasi korban potensial melalui media sosial.

2. Membangun Kepercayaan: Edukasi investasi diberikan dengan data palsu yang meyakinkan.

3. Eksekusi Penipuan: Korban mulai diminta mentransfer dana ke akun yang mencurigakan.

4. Penipuan Lanjutan: Saat korban mencoba menarik dana, mereka diminta membayar biaya tambahan untuk proses "verifikasi".

5. Menghilang: Pelaku memutus kontak dan menghilangkan jejak.


Banyak korban yang akhirnya kehilangan seluruh dana mereka setelah aplikasi palsu menunjukkan nilai investasi yang terus naik, namun uang tidak bisa ditarik. Bahkan, ada yang menerima dokumen palsu dari lembaga keuangan luar negeri, yang seolah-olah memvalidasi transaksi mereka.

Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, memberikan himbauan keras kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap penipuan online ini.

"Kami meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya pada tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Lakukan verifikasi menyeluruh terhadap platform atau aplikasi yang digunakan. Pastikan bahwa platform tersebut terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau lembaga resmi lainnya," ujar Brigjen Trunoyudo.

Beliau juga menambahkan bahwa masyarakat perlu berhati-hati terhadap tautan mencurigakan di media sosial.

"Penjahat online biasanya menggunakan trik manipulasi psikologis untuk membuat korban percaya, seperti memberikan tekanan waktu atau godaan hadiah besar. Jika ragu, jangan klik tautan atau transfer uang ke rekening yang tidak jelas," tambahnya.

Tips Menghindari Penipuan Online:

1. Verifikasi Legalitas: Periksa apakah aplikasi atau platform terdaftar di OJK atau lembaga resmi lainnya.

2. Jangan Klik Tautan Sembarangan: Hindari mengklik tautan yang mencurigakan di media sosial atau email.

3. Waspadai Edukasi Palsu: Jangan mudah percaya pada grup WhatsApp atau forum edukasi yang tidak jelas asal-usulnya.

4. Periksa Rekening: Jika melakukan transfer dana, pastikan rekening tujuan adalah milik lembaga resmi, bukan perseorangan atau perusahaan abal-abal.

5. Lapor jika Menjadi Korban: Jangan ragu melapor ke pihak berwajib jika Anda menjadi korban. Polri akan membantu mengusut tuntas kasus ini.

Polri mengingatkan masyarakat bahwa pelaku penipuan online sering kali menggunakan identitas palsu dan menyamarkan jejak mereka dengan cara profesional. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih kritis dan cerdas dalam mengelola investasi online.

Sebagai bentuk komitmen Polri dalam memberantas penipuan online, Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri sebelumnya telah berhasil mengungkap sejumlah kasus besar selama dua tahun terakhir, termasuk:

1. Polri dan Polisi Jepang Ungkap Kejahatan Siber Peretas Kartu Kredit (2023):
Polri dan Kepolisian Jepang bekerja sama mengungkap kejahatan tindak pidana peretasan kartu kredit dengan melakukan transaksi elektronik di beberapa marketplace yang ada di Jepang dengan kerugian total mencapai Rp128 miliar dengan korban tersebar di 70 negara.

2. Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Paruh Waktu (2024):
Pada Juli 2024, Dittipidsiber berhasil membongkar jaringan penipuan internasional yang menggunakan modus lowongan kerja palsu. Kasus ini menyebabkan kerugian total sekitar Rp1,5 triliun, dengan korban di Indonesia mencapai 823 orang. Polisi menetapkan tiga tersangka, termasuk seorang warga negara asing.

3. Penipuan oleh lima tersangka kasus penipuan siber (2024) :
Polri berhasil membekuk lima tersangka kasus penipuan dengan skema Business Email Compromised atau BEC yang mengakibatkan kerugian sebanyak Rp32 miliar. Dua dari lima tersangka merupakan warga negara asing yang berasal dari Nigeria.

Masyarakat diimbau untuk segera melapor jika menemukan aktivitas mencurigakan atau telah menjadi korban dari platform investasi online. Kecepatan pelaporan sangat penting agar pelaku dapat segera diungkap dan korban tidak semakin banyak.

"Mari bersama kita tingkatkan kewaspadaan terhadap kejahatan siber demi menciptakan ruang digital yang aman dan bebas dari penipuan," tutup Brigjen Trunoyudo.

Wakaops Damai Cartenz-2025 Berbagi Keceriaan dengan Anak-Anak Yalimo

Polri Bongkar Strategi Murahan KKB Mengedit Video Untuk Provokasi dan Fitnah*

Operasi Damai Cartenz: Polri Wujudkan Papua Aman dan Harmonis*

Polri Pastikan Identifikasi Jenazah Kebakaran Glodok, Komitmen Tuntaskan Misi Kemanusiaan

Jumat, 24 Januari 2025

Polres Situbondo Kembali Raih Penghargaan Kinerja IKPA Terbaik dari KPPN*

SITUBONDO – Polres Situbondo Polda Jatim kembali meraih  penghargaan sebagai peringkat ke Satu,  Kinerja IKPA Terbaik Satker di wilayah Kabupaten Situbondo kategori pagu anggaran diatas 5 Miliar rupiah.

Penghargaan ini diberikan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Bondowoso dalam acara FGD evaluasi pelaksanaan angggaran satuan kerja tahun 2024, arah kebijakan Pemerintah dan pemberian penghargaan kepada Satker lingkup KPPN Bondowoso.

Kapolres Situbondo AKBP Rezi Dharmawan, S.I.K., M.I.K. menerima penghargaan Kinerja IKPA Terbaik tersebut secara langsung yang diserahkan oleh Kepala KPPN Bondowoso A. Budi   Dayantoro bertempat di aula kantor KPPN Bondowoso, Kamis(23/1/2025).

Kepala KPPN Bondowoso A. Budi Dayantoro menyampaikan, bahwa penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap satuan kerja yang menunjukkan kinerja anggaran terbaik dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Ini sebagai bentuk apresiasi atas kinerja pelaksanaan anggaran kepada Satker lingkup KPPN Bondowoso” ujar A. Budi Dayantoro.

Sementara itu, Kapolres Situbondo AKBP Rezi Dharmawan menyatakan rasa syukur dan kebanggaannya atas penghargaan yang diraih Polres Situbondo Polda Jatim khususnya dalam pengelolaan anggaran. 

Penghargaan ini sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas pengelolaan anggaran agar kinerja Polres Situbondo Polda Jatim tetap optimal dan mendukung pelayanan kepada masyarakat.

“Alhamdulillah ini kali kedua Polres Situbondo mendapatkan penghargaan IKPA peringkat 1 terbaik," ungkap AKBP Resi, Jumat (24/1).

Penilaian 8 indikator pengelolaan keuangan negara, Polres Situbondo Polda Jatim mendapat nilai sempurna 100% pada tahun anggaran 2024.

"Tentunya prestasi ini adalah hasil kerja keras seluruh personel Polres Situbondo dalam menjalankan tugas dengan profesionalisme dan dedikasi tinggi.” kata AKBP Resi. (*)

Polres Jember Berbagi Makanan Bergizi di Jumat Berkah Pelajar Jadi Sumringah*

Polri: Waspadai Penipuan Online Berkedok Investasi, Jangan Jadi Korban!

Jakarta – Kasus penipuan online dengan modus investasi semakin marak dan meresahkan masyarakat. Salah satu yang kini sedang menjadi perhatia...